Teorema 4. Jika A adalah sembarang matiks
kuadrat, maka det (A) =det (At).
Banyak orang yang beranggapan bahwa Matematika itu rumit, karena
alasan itulah banyak orang yang menghindari Matematika. Padahal Matematika
dapat kita jumpai di dalam kehidupan sehari-hari, dan mau tidak mau kita pasti
menggunakan Matematika.
Pada bagian ini kita akan mengembangkan
beberapa sifat-sifat dasar fungsi determinan. Apa yang kita lakukan disini akan
memberi kita suatu wawasan yang lebih luas mengenai hubungan antara suatu suatu
matriks bujur sangkar dan determinannya. Salah satu konsekuensi segera dari
materi ini adalah suatu uji determinan untuk ada atau tidaknya invers suatu
matriks.
1. SIFAT-SIFAT DASAR DETERMINAN
Anggap A dan B adalah matriks n x n dan k
adalah sebarang scalar. Kita mulai dangan mengkaji hubungan yang mungkin antara
det(A), det(B),
det(kA), det(A
+ B), dan det(AB)
karena semua factor umum dari setiap baris suatu matriks bisa dipindah
melalui tanda setiap det, dan karena setiap n baris dalam KA
mempunyai suatu factor umum k,
maka kita peroleh
misalnya,
Sayangnya, secara umum tidak ada hubungan
sedrhana antar determinan – determinan det(A), det(B), dan det (A+B).
secara khusus,kami menekankan bahwa det(A+B) biasanya tidak sama dengan det(A) + det(B).
contoh berikut ini mengilustrasikan fakta tersebut,
Contoh
1 Tinjau
Jawab :
|

det(B)
= (3)(3) - (1)(1) = 9 – 1 = 8
det(A+B)
= (4)(8) - (3)(3) = 32 – 9 = 23
jadi det(A+B) ≠ det(A) + det(B).
SIFAT-SIFAT FUNGSI DETEREMINAN
Teorema 4. Jika A adalah sembarang matiks kuadrat, maka det (A) =det (At). |
Pernyataan. Karena hasil ini, maka hampir tiap-tiap teorema
mengenai determinan yang mengandung perkataan baris dalam pernyataannya akan
benar juga bila perkataan “kolom” disubstitusikan untuk “baris”. Untuk
membuktikan pernyataan kolom, kita hanya perlu mentranspos (memindahkan)
matriks yang di tinjau untuk mengubah pernyataan kolom tersebut pada pernyataan
baris, dan kemudian menerapkan hasil yang bersesuaian yang sudah kita ketahui
untuk baris.
Contoh
Hitunglah
determinan dari
Determinan ini dapat di hitung seperti
sebelumunya dengan menggunakan operasi baris elementer untuk mereduksi A pada
bentuk eelon baris. Sebaliknya, kita dapat menaruh A pada bentuk segitiga bawah
dalam satu langkah dengan menambahkan -3 kali kolom pertama pada kolom keempat
untuk mendapatkan
Contoh
ini menunjukkan bahwa selalu merupakan hal yang bijaksana untuk memperhatikan
operasi kolom yang tepat yang akan meringkaskan perhitungan tersebut.
Misalkan
A dan B adalah matriks-matriks n x n dan
k adalah sebarang skalar. Kita karang
meninjau hubungan yang mungkin di antara det(A), det(B), dan
karena
sebuah faktor bersama dari sebarang baris matriks dapat dipindahkan melalui
tanda det, dan karena setiap baris n
baris dalam kA mempunyai factor
bersama sebesr k, maka kita dapatkan
det(kA) =
kn det(A)
Teorema 5. Misalkan A, A’, dan A” adalah matiks n x n yang hanya
berbeda dalam garis tunggal, katakanlah baris ke r, dan anggaplah bahwa baris
ke r dari A” dapat diperoleh dengan menambahkan entri-entri yang bersesuaian
dalam baris ke r dari A dan dalam baris ke r dari A’. Maka
det(A”) =
det (A) + det (A’)
Hasil
yang serupa berlaku untuk kolom-kolom itu.
|
Contoh
Dengan
menghitung determinan, anda dapat memeriksa bahwa
|
Contoh
Tinjaulah
matriks-matriks
Kita peroleh det(A) det(B) = (1) (-23) = -23.
Sebaliknya dengan perhitungan langsung maka det(AB) = -23, sehingga det(AB) =
det(A) det(B).
|
Contoh
Karena
baris pertama dan baris ketiga dari
Sebanding,
maka det(A) = 0, jadi A tidak dapat dibalik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar